Seiring dengan pandemi covid-19 yang melandai, mobilitas masyarakat Indonesia terus meningkat. Sebagian masyarakat bahkan semakin rajin untuk liburan, mengunjungi destinasi wisata baik di dalam maupun luar negeri.
Wisata dalam negeri tentu menjadi pilihan terbaik saat ini. Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah membuat biaya jalan-jalan ke luar negeri semakin mahal.
CNBC Indonesia, pada akhir pekan lalu baru saja menikmati salah satu destinasi wisata yang luar biasa, layak untuk didatangi. Adalah Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Alor adalah salah satu pula terdepan Indonesia, berbatasan dengan Timor Leste. Luasnya 2.864,64 km2 untuk daratan dan 10.773,62 km untuk perairan. Terdiri dari 17 buah pulau-pulau kecil.
Untuk menuju Alor, pengunjung bisa menggunakan jalur udara dan laut. Harap diperhatikan mengenai jadwal keberangkatan termasuk transit. Sementara itu di dalam Alor, pengunjung bisa menggunakan jasa sewa mobil maupun motor.
Berikut beberapa destinasi wisata Alor:
1. Desa Takpala
Desa Takpala berada tidak jauh dari pusat kota. Menggunakan mobil, pengunjung cukup menghabiskan waktu sekitar 30 menit di perjalanan.
Foto: Suku Abui yang mendiami wilayah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/ Maikel Jefriando)
|
Desa ini dihuni oleh suku Abui. Apabila rencana kunjungan disampaikan kepada mereka sebelumnya, maka suku Abui akan menyiapkan pertunjukan berupa tarian dan lainnya.
Foto: Suku Abui yang mendiami wilayah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/ Maikel Jefriando)
|
Suku Abui sangat ramah. Pengunjung bisa ikut serta di beberapa tarian yang mereka sedang tampilkan. Selain itu, suku Abui juga menyediakan pakaian seperti mereka dengan biaya terjangkau.
Foto: Suku Abui yang mendiami wilayah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/ Maikel Jefriando)
|
Pengunjung bisa berfoto bersama dan mengunjuni rumah dari suku Abui. Mereka juga menjual beberapa souvenir khas, seperti pakaian, kain, gelang, kalung dan lainnya.
2. Desa Kabola
Tidak jauh dari Dewa Takpala, ada Desa Kabola yang dihuni oleh suku Kabola. Suku ini juga memiliki keunikan dari sisi budaya. Salah satunya pakaian yang dikenakan berasal dari kayu.
Foto: Suku Kabola di Desa Wisata Kopidil, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/ Maikel Jefriando)
|
Sebagian besar aktivitas suku Kabola adalah bertani. Kopi adalah salah satu andalannya.
Foto: Suku Kabola di Desa Wisata Kopidil, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. (CNBC Indonesia/ Maikel Jefriando)
|
Suku Kabola juga memiliki beberapa tarian serta pertunjukan yang pastinya menyenangkan bagi pengunjung
3. Bukit Hulnani
Letaknya memang cukup jauh, sekitar 1 jam dari pusat kota. Akan tetapi pemandangan yang disajikan oleh bukit Hulnani sangat indah.
Foto: Bukit Hulnani, Alor, Nusa Tenggara Timur.
Bukit Hulnani, Alor, Nusa Tenggara Timur. |
Udaranya sejuk. Dari bukit tersebut kita bisa melihat beberapa pulau lain, seperti pulau Ternate dan pulau Buaya serta bibir pantai dengan pasir putih. Pengunjung bisa mengabadikan pemandangan tersebut.
Bukit Hulnani juga merupakan lokasi paralayang.
4. Pantai Tongke Lima
Berjarak 45 menit dari pusat kota, lokasi ini jadi pusat perhatian banyak orang. Keindahan pantai saat matahari terbenam serta keramahan warga membuat pengunjung tak pernah lupa dan ingin kembali lagi. Adalah Tongke Lima Aimoli.
“Ini adalah lokasi terbaik untuk menikmati sunset,” kata Omen Au, Ketua Kelompok Tongke Lima saat menerima kedatangan akhir pekan lalu.
Foto: Pantai Tongke Lima, Alor Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pantai Tongke Lima, Alor Barat, Nusa Tenggara Timur |
CNBC Indonesia berkesempatan melihat langsung lokasi tersebut. Sayangnya waktu kedatangan kurang tepat, sebab hampir setiap hari hujan turun dan menutup moment terbenamnya matahari. Disampaikan Omen, waktu terbaik adalah ketika bulan Maret hingga Juli.
Omen menyebut periode itu sebagai peak season sejak daerah wisata dibuka pada awal 2021 silam. Banyak wisatawan datang dari desa lain hingga daerah lain di luar Nusa Tenggara Timur.
5. Pantai Buiko
Apabila Pantai Tongke Lima adalah lokasi bagus untuk menikmati matahari terbenam (sunset), maka matahari terbit (sunrise) sangat tepat disaksikan di Pantai Buiko.
Butuh waktu 30 menit untuk menuju pantai tersebut dari pusat kota. Waktu yang pas berada di sana adalah pukul 4.30 waktu setempat.
Jelang matahari terbit, air laut surut. Pengunjung bisa berjalan sedikit ke depan untuk melihat ikan-ikan kecil di sekitar karang.