Wisata Mangrove Surabaya

Kota Surabaya, Jawa Timur memiliki wisata hutan mangrove atau hutan bakau. Salah satu yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Ekowisata Mangrove Wonorejo yang berada di Jalan Raya Wonorejo Nomor 1, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ini merupakan kawasan konservasi alam untuk mencegah abrasi di wilayah timur Kota Surabaya. Sesuai dengan konsep ekowisata, destinasi ini menggabungkan wisata rekreasi dan edukasi. Humas Ekowisata Mangrove Wonorejo David NR menjelaskan, wilayah ini terdiri dari dua kawasan utama, yakni lintasan jogging (jogging track) dan hutan mangrove.

Untuk memasuki jogging track, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Namun, di kawasan ini mereka belum bisa menikmati hutan mangrove. Agar bisa menjelajahi hutan mangrove, maka pengunjung harus menyeberangi sungai menggunakan perahu menuju lokasi. Nantinya, wisatawan akan menyusuri sungai sepanjang 5,4 kilometer (km) selama kurang lebih 13-15 menit. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi pemandangan hutan mangrove nan asri. “Kalau masuk kawasan nanti ada jogging track saja, belum ke lokasi wisata mangrove. Nah, untuk menuju lokasi wisata mangrove memang harus menyebrang dulu,” jelasnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.

Harga tiket mangrove Surabaya

Seperti disampaikan sebelumnya, untuk memasuki kawasan jogging track pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, wisatawan harus menaiki perahu agar sampai ke kawasan hutan mangrove. Pada hari kerja (weekday), sewa perahu berlaku sistem paket artinya harus ada 12 orang dalam satu rombongan. Tarifnya sebesar Rp 25.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Selain sistem rombongan 12 orang, pengujung juga bisa menyewa satu kapal dengan tarif Rp 300.000 per kapal. Sedangkan pada akhir pekan (weekend) tidak berlaku sistem paket, karena pengunjung dapat bergabung dengan wisatawan lainnya dalam satu rombongan. Tarifnya masih sama yakni Rp 25.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak.

David menjelaskan sistem paket rombongan tersebut menyesuaikan dengan kapasitas kapal yang cukup besar. “Perahu kami kapasitasnya 35 orang, namun karena pandemi diambil hanya 12 orang saja (untuk menjaga jarak),” terangnya. Warga Surabaya dan sekitarnya cukup antusias mengunjungi Mangrove Surabaya. Sebelum pandemi, kata David, jumlah pengunjung bisa lebih dari 1.000 orang saat weekend. Namun, karena pandemi maka jumlah wisatawan berkurang menjadi 500-600 orang di akhir pekan.

Ia melanjutkan, ada sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan di kawasan hutan mangrove. Selain menjelajahi hutan mangrove menggunakan perahu, wisatawan dapat mengabadikan momen di spot foto cantik, bersantai di gazebo dan rumah apung, serta menanam pohon mangrove. “Nanti di tempat pemberhentian (perahu) itu ada seperti pulau, ada gazebonya, ada rumah apung, dan jembatan dari bambu. Jadi ikonik seperti tidak berada di Surabaya, karena masih alami,” ujarnya.

Setelah lelah berkeliling, wisatawan bisa bersantai di gazebo atau rumah apung sembari menikmati pemandangan hijau. Ia menyarankan pengunjung membawa bekal makanan dari rumah karena selama pandemi restoran yang berada di lokasi wisata tutup. “Fasilitas restoran selama pandemi kami tiadakan, dulu sebelum pandemi ada restoran. Pertimbangannya, melihat kondisi seperti ini enggak memungkinkan untuk pengelola resto, karena akibat Covid-19 wisatawan turun,” ujarnya. Ekowisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Akibat pandemi, Hutan Mangrove Surabaya sempat tutup sementara, namun kini sudah dibuka kembali untuk umum.

Menanam mangrove

Kegiatan yang tidak kalah menariknya adalah edukasi menanam mangrove. David mengatakan wisata edukasi tersebut banyak diminati oleh pelajar mulai dari tataran SD hingga perguruan tinggi. Namun, kegiatan ini hanya bisa dilakukan pada weekday. “Kalau menanam mangrove, biasanya kami weekday, jadi Senin -Jumat dan selain tanggal merah,” terangnya. Setiap peserta akan dikenai tarif sebesar Rp 5.000 per orang. Harga tersebut meliputi bibit dan lubang menanam mangrove. Tak hanya itu, peserta juga akan mendapatkan paket edukasi pelestarian mangrove dari pihak pengelola. “Jadi, setelah penanaman ada kegiatan pengambilan sampah di sekitar pantai, kemudian santai di gazebo, kemudian penjelasan mengenai ekosistem mangrove,” ujarnya.

Pihak yang berminat mengikuti edukasi penanaman mangrove ini harus melakukan reservasi paling lambat H-2. Caranya, dengan menghubungi nomor kontak yang tertera pada Instagram resmi Ekowisata Mangrove Wonorejo. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Surabaya (Bappeko Surabaya), kawasan hutan mangrove ini memiliki luas sebesar 200 hektar. Pada awalnya, konservasi alam ini dibuat untuk mencegah abrasi di wilayah timur Kota Surabaya namun kemudian dikembangkan menjadi wisata alam untuk kalangan umum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *