Makassar – Pantai Losari merupakan ikon wisata Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pantai Losari adalah sebuah kawasan pantai yang terletak di sebelah barat Kota Makassar.
Bagi warga Makassar, Pantai Losari menjadi ruang interaksi sosial, dan tempat menghabiskan waktu bersantai. Pantai Losari seperti miniatur Sulawesi Selatan.
Di lokasi wisata ini pengunjung dapat menyaksikan sejumlah ikon budaya khas Sulawesi Selatan. Salah satunya adalah tulisan nama-nama suku besar yang ada di Sulawesi Selatan di setiap anjungan. Di antaranya Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar.
Tulisan-tulisan ini sengaja dibuat semegah mungkin agar pengunjung dapat mengabadikan foto yang indah saat berkunjung ke Pantai Losari.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan deretan patung pahlawan Sulawesi Selatan. Seperti Sultan Hasanuddin, Arung Palakka, Sultan Alauddin, dan patung-patung tokoh lainnya yang berdiri megah di anjungan Pantai Losari.
Rute Menuju Pantai Losari
Pantai Losari berada di Jalan Tanjung Bunga, Desa Maloku, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Lokasinya sangat strategis dan mudah diakses.
Pantai Losari dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun umum. Jika berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar waktu tempuh rata-rata 40 menit melalui jalan tol.Namun jika berangkat dari Pelabuhan Soekarno Hatta, maka waktu tempuh untuk sampai di Pantai Losari kira-kira 20 menit saja.
Pantai Losari tidak memiliki jam operasional secara khusus sehingga bisa dikatakan terbuka 24 jam. Namun pengunjung biasanya ramai pada pukul 15.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita.Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk di kawasan Pantai Losari. Hanya saja pengunjung akan dikenakan biaya parkir di sekitar kawasan pantai.
Fasilitas Pariwisata Pantai Losari
Pantai Losari sebagai kawasan wisata menawarkan fasilitas lengkap yang memanjakan para pengunjungnya. Mulai dari tempat untuk bersantai, ibadah hingga kuliner.
Berikut fasilitas yang tersedia di Pantai Losari yang dapat dinikmati para pengunjung.
Spot Sunset
Berkunjung ke tempat wisata tentu ingin menikmati pemandangan yang indah ataupun kuliner khas. Pantai Losari menawarkan keduanya, sebab di tempat wisata ini ada spot untuk menikmati sunset sekaligus menikmati kuliner khas Makassar Pisang Epe.
Di anjungan Pantai Losari pengunjung dapat menikmati sunset apalagi jika cuaca saat berkunjung sedang cerah. Momen ini tentu sayang untuk dilewatkan.
Masjid Terapung
Pengunjung Pantai Losari juga dapat melakukan wisata religi di salah satu masjid ikonik di Makassar yakni masjid terapung Amirul Mukminin. Sehingga pengunjung yang beragama Islam dapat berwisata semberi beribadah.
Masjid Amirul Mukminin memiliki bentuk seperti rumah adat tradisional Sulawesi Selatan. Masjid ini mulai dibangun tahun 2009 dan rampung pada Desember 2012 yang kemudian diresmikan oleh Jusuf Kalla.
Wahana Air
Tidak hanya menikmati pemandangan, di Pantai Losari pengunjung juga dapat menjajal sejumlah wahana air.
Pengunjung dapat mencoba sejumlah wahana air untuk berkeliling di sekitar Pantai Losari. Adapun wahana air yang tersedia antara lain perahu, sepeda air, dan banana boat.
Kapal Pinisi
Di kawasan Pantai Losari pengunjung juga dapat menyewa Kapal Pinisi yang tersedia di anjungan letter Pantai Losari. Tepat di belakangnya terdapat dermaga untuk akses kapal Pinisi.
Kapal Pinisi tersebut siap mengantarkan pengunjung berkeliling di pantai maupun pulau yang berada di sekitar Pantai Losari.
Pusat Kuliner Khas Makassar
Di Pantai Losari pengunjung dapat menikmati sajian kuliner khas makassar, salah satunya pisang epe. Bahkan, Pantai Losari menjadi pusat kuliner pisang epe yang populer.
Pisang epe merupakan pisang mentah atau setengah matang yang dibakar, kemudian dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Pisang epe ini paling enak dinikmati saat masih hangat dengan minum sarabba (wedang jahe khas Makassar).
Sejarah Pantai Losari
Dikutip dari Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang berjudul “Penataan Kawasan Pantai Losari Sebagai Urban Tourism Kota Makassar”, sebelum dikenal sebagai Pantai Losari, kawasan tersebut merupakan pasar ikan. Di masa itu banyak pedagang pribumi yang berjualan sepanjang pantai, pada pagi hari dimanfaatkan sebagai pasar ikan, sedangkan di sore hari dimanfaatkan pedagang lainnya untuk berjualan kacang, pisang epe dan makanan
ringan jajanan khas Makassar lainnya.
Pembangunan pantai Losari diawali tahun 1945, bangunan tambahan pantai yang pertama dibuat. Desain lantai dasar beton sepanjang 910 meter digagas oleh Pemerintah Wali Kota Makassar, DM van Switten (1945-1946).
Di masa pemerintahan NICA tersebut, pemasangan lantai ditujukan untuk melindungi beberapa spot dan sarana strategis warga di Jalan Penghibur dari derasnya ombak selat Makassar.
Tahun ke tahun Pantai Losari terus berubah, dari sebuah garis pantai yang tidak ada apa-apanya menjadi sebuah pusat keramaian baru yang kemudian hadir banyak pedagang kaki lima untuk berjualan jajanan khas Makassar. Saat ini Pantai Losari dikenal sebagai ikon Kota Makassar dan pusat kuliner khas Makassar.